MEDAN – Jagat maya kembali dihebohkan! Sebuah video viral memperlihatkan aksi “ajaib” yang diduga terjadi di Bandara Kualanamu, Medan, pada 20 Juli 2025.
Sorotan utamanya? Rusli Ali alias Asiang, sosok kontroversial yang pernah disebut sebagai raja judi online Sumatera Utara, diduga menyalahgunakan fasilitas bandara kelas VVIP!
Asiang, yang juga sempat viral karena kabarnya meminjamkan jet pribadi ke menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, kali ini bikin geger karena perlakuan spesial yang ia terima di bandara: dijemput mobil pribadi sampai ke pesawat, tanpa melalui pemeriksaan imigrasi maupun bea cukai.
Padahal, dia bukan pejabat negara, apalagi tamu kenegaraan!
Manifest Ajaib: Izin 5 Orang, Penumpang 10 Orang!
Menurut Direktur Eksekutif Nusantara Parameter Index (NPI), Murmahudi, dugaan pelanggaran ini bukan main-main.
“Ada kejanggalan serius. Izin hanya untuk 5 penumpang, tapi di manifest terdaftar 10 nama. Ini bukan salah tulis, ini bisa masuk ranah pidana!” tegasnya lantang.
Jalur VIP Tanpa Status VIP? Bahaya Mengintai!Yang lebih bikin geleng-geleng, Asiang dan rombongannya melenggang bebas tanpa diperiksa. Tak ada prosedur imigrasi, tak ada pemeriksaan barang.
Bahkan pejabat negara pun masih harus ikut protokol, tapi Asiang? Diperlakukan bak pejabat istana.
“Tanpa pemeriksaan, potensi penyelundupan barang ilegal, bahkan barang mewah bebas pajak, sangat terbuka lebar.
Ini bukan soal kenyamanan, ini soal keamanan negara,” tandas Murmahudi.
Catut Nama Pejabat, Minta Audit Pajak!Tak cuma itu. Asiang juga dituding kerap mencatut nama-nama besar, mulai dari pejabat bea cukai hingga aparat keamanan, demi kelancaran aksinya.
“Kami minta audit pajak segera! Jangan sampai hukum cuma tajam ke rakyat kecil tapi tumpul ke pengusaha bermasalah,” sentil Murmahudi lagi.###
NPI: Tegaslah, Jangan Tutup Mata!NPI mendesak agar seluruh pihak — dari
otoritas Bandara Kualanamu, Avsec, Bea Cukai, hingga aparat penegak hukum— segera turun tangan. Jangan sampai bandara berubah jadi lobi kekuasaan gelap
. “Negara jangan sampai kecolongan karena ulah satu dua oknum. Ini alarm keras! Hukum harus berani, tegas, dan tak kenal takut!” pungkas Murmahudi.–